#navbar-iframe { height:0px; visibility: hidden; display: none; }

Kamis, 07 Maret 2013

Biarkan Aku Mengadu


Biarkan Aku Mengadu



dakwatuna.com
Wahai engkau sang penguasa
Yang memiliki harta dan kuasa
Bukanlah takdir yang memilihmu
Menjadikan raja di kalanganmu
Bukan aku mendendam padamu
Bukan pula aku benci padamu
Tapi kini aku sadar
Akan penat dan lelah yang bersandar
Wahai malam yang penuh duka
Hari ini aku tatap luka
Yang dulu pernah menganga
Bukan karena sakit, melainkan karena senja
Kini aku tak pernah melangkah
Karena prahara menerpa langkah
Yang telah tersemat dalam darah
Karena luka itu kian parah
Duhai, Sang Penguasa siang dan malam
Aku bersujud padaMu
Dalam setiap rona wajah kekelaman
Yang menjadikan aku renta dan penuh amarah
Keputihan hati telah lama sirna
Hilang entah lama tak kembali
Menjadikan aku terkadang lupa
Bahwa kehidupan akan berakhir pada mati
Langkah demi langkah aku telah tempuh
Menjadikan setiap harapan dan asa dalam peluh
Berjalan bersama perahu bambu
Mengukir angan dalam kelamnya kelabu
Telah lama bahagia dinanti
Telah dekat kemenangan menanti
Telah berlalu masa lalu
Dan telah sirna jiwa-jiwa pembaharu
Bukan seperti ini
Cara yang dipilih untuk bersatu
Dan bukan seperti ini
Cara yang dipilih untuk berpadu
Kalaulah hati terikat
Maka semua akan saling merasa
Untuk mulai beri’tikat
Dalam kebaikan menjaga masa
Duhai, Engkau sang penguasa kalbu
Tak pernah aku merasa seperti ini
Tak berisi
dan menjadi remang dalam abu-abu
Duhai Pemilik Langit dan Bumi
Dalam penantian ini
aku berpadu menunggu
titik terang dalam kecintaan padaMu
Ya, Tuhanku
Mungkinkah aku keliru dalam berucap?
Mungkinkah aku salah dalam bersikap?
Entahlah, hanya Kau yang Maha Tahu
Aku,
Hanya ingin menelaah setiap kehidupan
Untuk tak berhimpit pada kesesatan
Dan tak berhimpit pada kesedihan mendalam
Ya, Tuhanku
aku terkadang lupa akan syariat
Yang menyebabkan aku jatuh pada maksiat
Dan tenggelam pada nista yang berat
Maka hari ini,
Jangan Kau hukum aku dengan hampa setelahnya
Karena rasanya aku tak ingin bertemu dengannya
Meski hanya untuk sebulan saja
Karena aku, ingin melupakan segalanya
“Jika bukan karena jalan dari Engkau, aku lebih memilih untuk pergi,
Namun, aku mengerti, inilah bentuk Rahmat dan RahimMu,
Luka dengan sendirinya, namun semoga Engkaulah yang akan menjadi obatnya
Karena aku mencintaiMu, dan agamaMu, tiada kecintaan lainnya…
Al-Islam…”


Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/03/28892/biarkan-aku-mengadu-2/#ixzz2MpvkHRNO 
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook

Tidak ada komentar:

Posting Komentar