Burung Dengan Sebelah Sayap
1. Burung dgn Sebelah Sayap Renungan hari ini : Oleh Lucas S.
2. Seorang SAHABAT dengan potensi tinggi, mengeluh berat setelah pindah-pindah kerja di lebih dari lima tempat
3. Tadinya, saya fikir : ia mencari penghasilan yang lebih tinggi. Setelah mendengarkan dengan penuh empati, SAHABAT ini rupanya mengalami kesulitan dengan lingkungan kerja Di semua tempat kerja sebelumnya, dia selalu bertemu dengan orang yang tidak cocok . Di sini tidak cocok dengan atasan , di situ bentrok dengan rekan sejawat , di tempat lain malah diprotes bawahan
4. Kalau SAHABAT sebelumnya berhobi pindah-pindah kerja, seorang SAHABAT saya satu ini punya pengalaman lain lagi.
5. Setelah berganti istri sejumlah tiga kali, dengan berbagai alasan yang berbau tidak cocok , ia kemudian merasa capek dengan kegiatan berganti-ganti pasangan ini.
6. Seorang ATASAN pun punya pengalaman lain lagi. Setiap kali mengangkat orang baru sebagai pimpinan area, ia senantiasa semangat dan penuh optimis. Seolah-olah pimpinan area yg baru pasti bisa menyelesaikan semua masalah. Akan tetapi, begitu orang baru ini berumur kerja lebih dari satu tahun, maka mulailah kelihatan busuk-busuknya. Dan pimpinan tsb mulai capek dengan kegiatan rekomendasi/pengang-katan pimpinan area
7. Digabung menjadi satu, seluruh cerita ini menunjukkan bahwa kalau motif kita mencari pasangan - entah pasangan hidup maupun pasangan kerja adalah mencari orang yang COCOK di semua bidang, … sebaiknya DILUPAKAN saja.
8. Bercermin dari semua inilah, maka kita coba menarik sebuah kesimpulan : Yang mencakup dua hal mendasar : menerima perbedaan dan mentransformasikan perbedaan sebagai kekayaan . bahwa fundamen paling dasar dari manajemen sumber daya manusia adalah : MANAJEMEN PERBEDAAN
9. Sayangnya, kendati idenya sederhana, namun implementasinya memerlukan upaya yang tidak kecil Ini bisa terjadi, karena tidak sedikit dari kita yang menganggap diri seperti burung yang bersayap lengkap . Bisa terbang (baca : hidup dan bekerja ) sendiri tanpa ketergantungan pada orang lain.
10. Padahal, Meminjam apa yang pernah ditulis Luciano de Crescenzo, Kita semua sebenarnya lebih mirip dengan burung yang bersayap sebelah Dan hanya bisa terbang kalau mau berpelukan erat-erat bersama orang lain.
11. Kita boleh berpendapat lain, namun pengalaman, pergaulan dan beberapa artikel menunjukkan dukungan yang amat kuat terhadap pengandaian burung bersayap sebelah tersebut.
12. Hampir tidak pernah kita bertemu Pemimpin yang berhasil tanpa kemampuan ‘ bekerja sama ’ dengan orang lain Di Perusahaan.
13. Tidak pernah ditemukan keluarga bahagia tanpa kesediaan sengaja untuk ' berpelukan ' antara satu sama lainnya. Di dalam KELUARGA
14. Orang sehebat Nelson Mandela dan Kim Dae Jung pun bahkan mau ……… ‘ berpelukan ’ bersama orang yang dulu pernah memenjarakannya Di tingkat Pemimpin Negara
15. Ia tidak saja merubah sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin, mentransformasikan kegagalan menjadi keberhasilan, namun juga membuat semuanya tampak indah dan menyenangkan Lebih-lebih kalau kegiatan berpelukan ini dilakukan dengan penuh CINTA KASIH
16. Rugi besarlah manusia yang selama hidupnya tidak pernah mengenal cinta Demikian besarnya makna dan dampak cinta , sampai-sampai ia tidak bisa dibandingkan dengan apapun. Ia seperti pendaki gunung yang tidak pernah sampai di puncak gunung. Capek, lelah, penuh perjuangan namun sia-sia.
17. Ini semua, mendidik kita untuk hidup dengan pelukan cinta. Di pagi hari ketika baru bangun dan membuka tirai jendela, saya senantiasa berterimakasih akan pagi yang indah. Dan mencari-cari lambang cinta yang bisa saya peluk. Entah itu pohon mangga di halaman depan rumah, atau suara si kecil yang tidak jelas artinya. Begitu keluar dari kamar tidur, akan indah sekali hidup ini rasanya kalau saya mencium anak, atau istri. Melihat kucing-kucing yang memakan nasi & sisa makanan yang sengaja saya letakkan di depan, juga menghasilkan pelukan cinta tersendiri.
18. Demikian juga dengan di kantor, godaan memang ada banyak sekali. Dari marah, stres, frustrasi, egois sampai dengan nafsu untuk mengumpat orang lain Namun, begitu kita ingat sesama teman kerja yang sama-sama bekerja di sekeliling kita, mencari nafkah unt keluarga di rumah dan tergantung pada kelangsungan hidup perusahaan, energi pelukan cinta entah datang dari mana, maka marah, stress, frustasi, egois dan segala kejengkelan tsb hilang.
19. Tuhan memang tidak pernah melahirkan manusia yang sempurna. Kembali ke pengandaian awal tentang burung dengan sebelah sayap. Kita selalu lebih di sini dan kurang di situ. Atau sebaliknya. Kesombongan atau keyakinan berlebihan yang menganggap kita bisa sukses sendiri tanpa bantuan orang lain, hanya akan membuat kita bernasib sama dengan burung yang bersayap sebelah, namun memaksakan diri untuk terbang.
20. Mau belajar, berjuang, berdoa, bermeditasi atau sebesar dan sehebat apapun usaha kita, semuanya akan diakhiri dengan jumlah sayap yang hanya sebelah Sepintar dan sehebat apapun kita, tetap kita hanya akan memiliki sebelah sayap Entah itu memeluk anak , memeluk istri , memeluk kehidupan , memeluk alam semesta , memeluk Tuhan atau di kantor memulai kerja dengan 'memeluk' rekan kerja . Oleh karena alasan inilah, saya selalu ingat pesan seorang SAHABAT untuk memulai kehidupan setiap hari dengan pelukan .
21. friends Make life worthwhile
22. Ok SAHABAT, Have a day full of SMILE, GOOD WORK, SUCCESS & LOVE Salam SA ABAT, - End -
sumber : http://www.slideshare.net/luke7th/burung-sebelah-sayap-oleh-gede-prama-presentation
Sayap sebelah.
Demikian juga halnya ketika para kandidat telah berkomitmen berkompetisi untuk meraih posisi sebagai punggawa negeri ini, maka mereka nanti wajib menempatkan diri sebagai pribadi-pribadi yang terhormat dan dihormati.
Bahwa kalah menang bukanlah tujuan akhir, namun kesejahteraan dan kemakmuran rakyatlah yang menjadi pokok utama. Sehingga ketika rakyat telah memilih, yang kalah harus berbesar hati, legawa dan kemudian mendukung sang pemenang. Demikian juga sebaliknya, sang juara lantas jangan jumawa. Itulah sikap seorang ksatria sejati.
Karena pada dasarnya, tanpa dukungan seluruh komponen bangsa sang pemenangpun tak akan mampu terbang ke angkasa mewujudkan cita-cita. Ibarat burung dengan sayap sebelah patah, maka dia takkan bisa terbang tanpa didukung kawan-kawannya. Sebab tidak sedikit dari kita yang menganggap diri seperti burung yang bersayap lengkap.
Seperti disampaikan Gede Prama, seorang motivator tersohor negeri ini dalam salah satu artikelnya dia meminjam apa yang ditulis Luciano de Crescendo, bahwa kita semua sebenarnya lebih mirip dengan burung yang bersayap sebelah dan hanya bisa terbang kalau mau berpelukan erat-erat bersama orang lain.
Karenanya, kata Gede Prama, kita semua mesti menyadari sesungghnya jika motif kita dalam meraih tujuan berharap menemukan semua orang sependapat, sama dan sebangun dengan apa yang kita pikirkan tak ada perbedaan pendapat dan selalu cocok di segala bidang maka lupakan saja angan-angan itu. “Fundamen paling dasar dari manajemen sumber daya manusia adalah: manajemen perbedaan sebagai kekayaan,” kata Gede Prama.
Sayangnya, menurut dia, kendati idenya sederhana, namun implementasinya memerlukan upaya yang tidak kecil. Ini bisa terjadi, karena seperti diungkapkan di muka tadi bahwa tidak sedikit dari kita yang menganggap diri seperti burung yang bersayap lengkap. Bisa terbang (baca: hidup dan bekerja ) sendiri tanpa ketergantungan pada orang lain.
Gede Prama menegaskan, di perusahaan apapun hampir tidak pernah dia bertemu pemimpin berhasil tanpa kemampuan bekerja sama dengan orang lain. Di tingkat keluarga, tidak pernah ditemukannya keluarga bahagia tanpa kesediaan sengaja untuk 'berpelukan' dengan anggota keluarga yang lain. Dan di tingkat Negara, orang sehebat Nelson Mandela dan Kim Dae Jung bahkan mau berpelukan bersama orang yang dulu pernah menyiksanya.
Begitulah. Ibarat burung yang hanya memiliki sebelah sayap, kita membutuhkan sokongan sebelah sayap dari burung-burung lainnnya agar kita semua ini, rakyat negeri ini, bangsa ini bisa terbang menggapai harapan dan cita-cita. (http://mulyantoutomo.blogspot.com/2009/07/terbang-dengan-sebelah-sayap.html)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar